Yakobus 4:1-4

Dalam suratnya kepada orang percaya, Yakobus menjelaskan setiap pertengkaran dan iri hati dapat timbul karena hasrat dan keinginan yang tidak terpenuhi. Dan ia menjelaskan bahwa sering kali keinginan yang kandas terjadi di dalam kehidupan kita oleh karena kita tidak berdoa. Yak 4:4 berkata, “Kamu tidak memperoleh apa², karena kamu tidak berdoa.” Bukankah dalam hal ini Tuhan sering terlupakan karena kita sibuk memutar otak dan mengandalkan kekuatan kita sendiri? Lalu, ketika segala keinginan hati kita kandas di tengah jalan, kita mulai mencari “kambing hitam” dengan melihat orang lain sebagai penyebab kegagalan kita, atau menyalahkan Tuhan yang tidak menolong, ataupun melihat doa sebagai sebuah usaha menjaring angin karena tidak berbuahkan seperti yang kita inginkan.

Yakobus mengajarkan kepada kita untuk mentransformasi setiap keperluan dan keinginan hati kita ke dalam bait² doa. Dengan kata lain, sejauh mana kerinduan kita untuk melihat segala keinginan hati kita tercapai harus diimbangi dengan sejauh mana kita belajar mengajukan “petisi” kepada Tuhan. Artinya, kita tidak hanya sekadar berdoa yang terbingkai dalam kata² yang indah dan tidak sepenuh hati, namun yang terlahir dari jeritan hati yang terdalam, yang menarik perhatian Tuhan. Ingatkah kita akan kisah² ini: perempuan yang sakit pendarahan, janda miskin yang meminta pembelaan dari hakim yang tidak benar, seorang bapak yang memiliki anak yang sakit ayan, perempuan Kanaan yang anaknya kerasukan setan?

Daud berkata, “Lihat, seperti mata para hamba laki² memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.” Inilah rahasia terpenting dan jantung dari keberhasilan sebuah doa, yaitu memiliki doa yang tidak terhentikan oleh keadaan. Jika belum terjawab, berdoa lebih banyak, berpuasa lebih sering (mengoreksi diri tunduk di hadapan Tuhan), menyembah lebih dalam, dan menjerit lebih keras. Karena terkadang jawaban doa yang tertunda, hanyalah sepenggal ujian Tuhan terhadap iman kita untuk mengetahui sikap hati kita kepadaNya. Buang jauh² dari pikiran kita bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa kita. Tuhan adalah Pribadi yang peduli, yang senantiasa menyendengkan telingaNya untuk mendengar doa² umatNya yang memercayai Dia dan berharap kepadaNya dengan sungguh². Dengan demikian, jangan menjadi lelah untuk berdoa, melainkan berdoalah sampai Tuhan “dilelahkan” dengan doa² kita. Karena ada janji Tuhan bagi kita sebagaimana disampaikan pemazmur di dalam Mzm 126:6, “Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas²nya.”

*Niat dan iman akan terkabulkannya doa membuat kita tak akan berhenti berdoa apa pun kendalanya*Selamat pagi, setia dan tekun dalam 10 hari berdoa kita (Pekan Doa)*Belajar Protokol The New Normal Era*Tuhan Yesus Memberkati*

Pdt.Obet Ginting dan keluarga