Yes 41:10

Sering kali, kita yang selalu mengutamakan ke-hati²an, juga suka kebablasan dalam menerapkan ke-hati²ian sehingga berlebihan pada hal² yang kurang penting. Dan kita tidak mau mengakui bahwa sebenarnya kita sudah menjurus kepada paranoia. Sangat disayangkan jika ada orang yang sudah tidak logis lagi di dalam mencurigai sesuatu.

Waspada dan ber-hati² memang sangat bagus untuk kita. Karena kewaspadaanlah kita terhindar dari berbagai masalah yang menyakitkan. Tetapi hal menghindari dari masalah yang mungkin terjadi, sebenarnya telah ditangani oleh orang² yang ahli dan dijadikan pekerjaan resmi mereka yang turut diakui pemerintah. Kita tidak usah capek² mengurus sesuatu karena adanya orang² tersebut, misalnya dokter, labkrim, pengacara, notaris/PPAT, lembaga negara, dsb. Dengan datang kepada mereka maka kita bisa mengurangi beban pikiran kita sendiri. Tetapi jika orang² yang ahli itu pun tidak bisa kita percayai, termasuk penjelasan mereka atas sebuah kasus, misalnya, maka sebenarnya kita cenderung sudah paranoia. Bisa jadi paranoia kita satu kali terbukti benar, tetapi kita juga harus membayar mahal dengan terganggunya mental kita sendiri.

Paranoia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penyakit jiwa yang membuat penderita berpikir aneh² yang bersifat khayalan, seperti merasa dirinya orang besar atau terkenal: penyakit khayal. Paranoia ditandai oleh proses pikiran yang terganggu yang cirinya berupa kecemasan atau ketakutan yang berlebihan secara tidak rasional dan timbul delusi. Pemikiran paranoia biasanya disertai anggapan akan dianiaya oleh sesuatu yang mengancamnya. Penyakit jenis ini dapat merusak, mengendalikan dan berakibat negatif karena dapat menghancurkan kepercayaan pada orang lain dan menyesatkan diri sendiri.

Paranoia membahayakan kesadaran diri kita, tidak menambah keamanan diri. Beda kewaspadaan dengan paranoia adalah bahwa kewaspadaan itu rasional, sedangkan paranoia tidak rasional. Kewaspadaan itu rasional karena berdasar pada kenyataan. Sedangkan paranoia itu adalah keyakinan yang keliru pada sesuatu yang tidak benar, tidak nyata dan bukan ancaman. Paranoia membuat kita tidak sadar kita ada di posisi yang mana?

Paranoia adalah kecurigaan ekstrem yang memicu respons yang mirip dengan siap tempur atau menghindar sekalipun tidak ada bahaya di sekitar kita. Paranoia membuat kita tidak bisa menerima penjelasan tentang tidak adanya bahaya seperti yang kita pikirkan.

Ber-kali² Tuhan mengatakan kepada umatNya, jangan takut, jangan takut! Sebagai anak²Nya, kita harus lebih memercayai firman Tuhan ketimbang khayalan kita sendiri Jika ada sesuatu yang membuat kita khawatir, pergilah konsultasikan kepada para ahlinya; jangan dipikirkan sendiri. Dan jangan lupa, Tuhan senantiasa akan menyertai dan melindungl kita, Ia tidak pernah membiarkan kita jalan sendirian di dalam situasi yang berbahaya.

*Kehatian-hatian yang rasional justru mendatangakan kelegaan dan kedamaian bukan ketakutan*

Terimakasih kepada pengurus Terpuk 6 yang datang untuk sharing pelayanan*Sungguh banyak yang mungkin terlalu membesar-besarkan ketakutan sehingga kita tidak lagi melakukan pelayanan di masa pandemi ini*Pada hal di satu sisi pekerjaan sehari-hari mereka kerjakan tanpa rasa takut*disinilah jadi perenungan bagi kita antara kehati-hatian dan paranoia*kita juga di awal pandemi melalui wa ada ungkapan kalau kita mati siapa bertanggung jawab? Bertanggung jawabkah BPMR?ih…ih…ih…ini ungkapan sehingga ini menjadi pembenaran tidak melakukan kebaktian dan memberikan persembahan?!! Marilah terus melayani, Ola kam mbiar, sabab Aku kap ras kam! Aku kap Dibatandu, emaka ola aru atendu. Kusampati kam, janah Aku erbahanca kam megegeh. Kukawali kam, janah Kukelini pe Tuhan Yesus memberkati*Selamat pagi*sehat*belajar kehidupan normal baru*tetap hati-hati*

Pdt. Obet Ginting dan keluarga.