Rm 12:9-21_Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! —Rm 12:21

Jesse Owens, atlet atletik ternama, dibesarkan oleh orangtua yang beriman teguh kepada Yesus. Ia pun menjalani hidupnya dengan penuh iman dan keberanian. Owens pernah berlaga dalam Olimpiade tahun 1936 di Berlin sebagai satu dari segelintir orang Amerika berkulit hitam dalam kontingen AS. Di sana ia berhasil menyabet empat medali emas di depan Adolf Hitler dan para pendukung Nazi yang penuh dengan kebencian terhadap ras yang berbeda. Owens sempat berteman dengan seorang atlet asal Jerman bernama Luz Long. Dalam lingkungan yang dipenuhi propaganda Nazi, sikap Owens yang sederhana dalam menghidupi imannya ternyata berdampak besar pada Luz. Di kemudian hari, Long menulis kepada Owens: “Waktu di Berlin, saat pertama kalinya aku bicara denganmu, kau sedang berlutut, dan aku tahu kau pasti sedang berdoa . . . aku terpikir untuk percaya juga kepada Allah.”

Owens mencontohkan bagaimana orang percaya bisa menjawab perintah Rasul Paulus untuk “[menjauhi] yang jahat” dan “saling mengasihi sebagai saudara” (Rm. 12:9-10).
Ia bisa saja membalas kejahatan di sekelilingnya dengan kebencian, tetapi Owens memilih hidup dengan iman dan menunjukkan kasih kepada seseorang yang kemudian menjadi temannya dan yang akhirnya terpikir untuk percaya kepada Allah.

Ketika umat Allah dengan setia “[bertekun] dalam doa” (ay.12), Dia akan memampukan kita untuk “sehati sepikir dalam hidup [kita] bersama” (ay.16).
Ketika kita bertekun dalam doa, kita dapat berkomitmen untuk menghidupi iman kita dan mengasihi semua orang yang juga diciptakan menurut gambar Allah (Imago Dei). Saat kita berseru kepada Allah, Dia akan menolong kita meruntuhkan tembok² pembatas dan membangun jembatan kedamaian dengan orang² di sekitar kita.
Bagaimana cara Anda membangun jembatan persahabatan menciptakan suasana kedamaian antara Anda dan sesama?
Pernahkah Anda melihat dan merasakan bagaimana kesetiaan Anda berdoa membuahkan hasil?
Bapa di surga, kuatkanlah kami agar dapat bersatu dalam doa, berkomitmen penuh untuk saling mengasihi dan hidup bersama dalam damai. Minggu etika kerja membawa kami kedalam pemahaman baru bekerja bukan menjebak kami siapa yang lebih unggul, siapa yang lebih kaya, tapi bagaimana menikmati berkat Tuhan dan mampu bersyukur untuk kebaikan hidup bersama.

*Selamat bekerja maksimal*tidak ada persaingan*berdamai dengan keadaan*berdoa dan mengucap syukur*sehat-sehat kita kerina*Tuhan Yesus Memberkati*

Pdt. Obet Ginting dan keluarga.